Judul : Jeruji Mimpi
Penulis : Piymen
Makassar 3/3/2016
Sedetik begitu lama, begitu jauh merasuk menusuk sedi-sedi keyakinan dalam jejak peruntungan.
Terhimpit sejuta wajah kusam, masam, menyibir kata terikat meragkak.
Berburu fajar bersandingkan angan yang sesekali memutar kendali menampar, membungkam.
Sukar kutakar lapisan-lapisan mimpi yang perlahan meremuk dahaga diatas tanah tandus tanpa nama.
Terlintas siratan kata dalam bait nafas dahaga akan jutaan mimpi yang bermimpi tuk memimpi.
Lidahku kaku, langkahku terpaku, menunduk dibawah dasar mimpi yang baru kemarin kuwakili.
Hari berlalu begitu lantang menghujam, hingga kusadar mimpiku malu-malu tuk meniti.
Sukar mengakar memeluk ragaku ingin menepi ke pinggir danau lamunan.
Mungkinkah episode berantai ini akan berakhir tanpa akhir?
Akankah keresahan ini menjadi ledakan terakhir dari amunisi waktu yang memuji tanpa nada.
Bimbang, lunak, cair beton kepersaaan yang telah lama kubangun bersama mimpi malam ini.
Jelas Sulit dan memang sulit kupilah, antara gertakan dan sanjungan.
Antara belaian dan pukulan yang kini kubingkai dalam langkah dan pengharapan.
Kini sang Naga kembali kekandang emasnya tuk merenungi cakarnya yang patah.
Saat ini sayapku sedang bermalas-malasan mengibas udara pagi yang siap mengiris.
Aku butuh waktu sejenak tuk berbaring dan kembali bercumbu dengan belaian dewi mimpi.
Mungkin esok atau lainkali, sampul masa akan berpihak dan mengajak.
Ataukah ini memang jalan yang harus kutammatkan dalam jeruji yang selalu kutemui.
Aku kembali, aku datang lagi, sendiri, berbaring dan kembali bermimpi..
Piymen Otsuka
BAGIKAN KE TEMAN ANDA