BAB XIV
KEHENINGAN
Janaka berucap :
- Sebenarnya seseorang disebut berpikiran kosong (Sunya-cihtha) secara spontan, yang telah terhapus (seluruh) pengalaman-pengalaman duniawinya, yang berpikir akan obyek-obyek sensualnya secara kebetulan saja, dan yang ibarat seseorang yang terjaga walaupun raganya sedang tertidur.
- Sewaktu secara tiba-tiba berbagai keinginan mencair, dimanakah berada kekayaanku, dimanakah berada teman-teman dan sahabat-sahabatku, dimanakah berada pencuri-pencuri yang berbentuk obyek-obyek sensual …. Dimanakah berada skripsi-skripsi suci dan ilmu-pengetahuan itu sendiri?
- Yang Maha Jati Diri, sebagai “Sang Saksi” dan Yang Maha Esa, Purusha, telah terrealisasi olehku, dan Aku telah bersikap sama rata (tidak lagi mengacuhkan) keterikatan dan kebebasan; pada saat ini Aku tidak mengkhawatirkan emansipasiku.
- Berbagai keadaan seseorang yang bijaksana, yang kosong pikirannya di dalam, tetapi di luarnya ia kesana-kemari sesuai dengan kesenangannya ibarat seseorang yang kacau pikirannya, hanya dapat difahami oleh mereka-mereka yang bersifat sama dengannya.
BAGIKAN KE TEMAN ANDA