Info Sehat - Tahukan anda bahwa kasus pembuluh darah pecah adalah salah satu penyebab kematian yang sangat familiar saat ini, untuk itu, segera kenali apa penyebab dan gejalanya agar Anda bisa mewaspadainya sedari awal.
Pecahnya pembuluh darah adalah salah satu kondisi yang dapat merenggut nyawa seseorang. Merupakan salah satu penyebab kematian mendadak bagi manusia. Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi pada siapa saja tak peduli usia muda ataupun tua.
Akibat pecahnya pembuluh darah bergantung dari letak pembuluh darah mana yang pecah dan volume darah yang keluar. Jika letaknya tidak vital, maka belum tentu menyebabkab kematian, bisa saja kembali normal dengan kecacatan yang minimal. Misalnya saja jika yang pecah pembuluh darah pada mata, maka bisa menimbulkan kebutaan.
Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, beberapa gejala di bawah ini mungkin akan dialami:
Bila stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak terjadi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Langkah pertama melakukan pengobatan terhadap pasien pendarahan di otak adalah melalui pemantauan secara intensif. Selanjutnya, menstabilkan tekanan darah dan pernapasan harus segera dilakukan. Jika diperlukan, pasien bisa diberikan ventilator untuk membantu memastikan otak dan organ tubuh mendapatkan cukup oksigen.
Pada pasien yang tidak sadarkan diri, pemberian cairan dan obat-obatan mungkin membutuhkan akses intravena. Pantauan khusus terhadap irama jantung, kadar oksigen darah, atau tekanan dalam tengkorak mungkin diperlukan. Setelah stabil, maka akan ditentukan tindakan apa untuk mengobati pendarahan yang terjadi, misalnya apakah pasien membutuhkan operasi atau tidak.
Banyak pasien yang bisa bertahan hidup setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah mereka pecah di otak. Sayangnya peluang tersebut akan menurun jika pendarahan awal terlalu parah atau terjadi di daerah-daerah vital di otak. Pemulihan yang dibutuhkan pasien bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.
Sebagian pasien yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah sensorik, kejang, sakit kepala, atau masalah ingatan. Maka dari itu, bagi mereka yang selamat dari kondisi ini tetap membutuhkan usaha untuk memulihkan kondisinya secara maksimal, mulai dari terapi fisik hingga terapi bicara.
Baca juga :
Waspadai Pingsan Mendadak, Bisa Sebabkan Kematian!
Pecahnya pembuluh darah adalah salah satu kondisi yang dapat merenggut nyawa seseorang. Merupakan salah satu penyebab kematian mendadak bagi manusia. Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi pada siapa saja tak peduli usia muda ataupun tua.
Akibat pecahnya pembuluh darah bergantung dari letak pembuluh darah mana yang pecah dan volume darah yang keluar. Jika letaknya tidak vital, maka belum tentu menyebabkab kematian, bisa saja kembali normal dengan kecacatan yang minimal. Misalnya saja jika yang pecah pembuluh darah pada mata, maka bisa menimbulkan kebutaan.
Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, beberapa gejala di bawah ini mungkin akan dialami:
- Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak.
- Mendadak mengalami kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki.
- Mata mengalami kesulitan melihat, baik pada salah satu atau kedua-duanya.
- Sulit menelan makanan.
- Susah mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan.
- Sering merasa mual.
- Muntah-muntah.
- Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
- Mengalami masalah terkait kemampuan bahasa, baik ketika menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu.
- Mengalami kebingungan atau mengigau.
Bila stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak terjadi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Langkah pertama melakukan pengobatan terhadap pasien pendarahan di otak adalah melalui pemantauan secara intensif. Selanjutnya, menstabilkan tekanan darah dan pernapasan harus segera dilakukan. Jika diperlukan, pasien bisa diberikan ventilator untuk membantu memastikan otak dan organ tubuh mendapatkan cukup oksigen.
Pada pasien yang tidak sadarkan diri, pemberian cairan dan obat-obatan mungkin membutuhkan akses intravena. Pantauan khusus terhadap irama jantung, kadar oksigen darah, atau tekanan dalam tengkorak mungkin diperlukan. Setelah stabil, maka akan ditentukan tindakan apa untuk mengobati pendarahan yang terjadi, misalnya apakah pasien membutuhkan operasi atau tidak.
Banyak pasien yang bisa bertahan hidup setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah mereka pecah di otak. Sayangnya peluang tersebut akan menurun jika pendarahan awal terlalu parah atau terjadi di daerah-daerah vital di otak. Pemulihan yang dibutuhkan pasien bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.
Sebagian pasien yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah sensorik, kejang, sakit kepala, atau masalah ingatan. Maka dari itu, bagi mereka yang selamat dari kondisi ini tetap membutuhkan usaha untuk memulihkan kondisinya secara maksimal, mulai dari terapi fisik hingga terapi bicara.
Baca juga :
Waspadai Pingsan Mendadak, Bisa Sebabkan Kematian!
BAGIKAN KE TEMAN ANDA