Berhenti Merokok - Dewasa ini siapa yang tidak kenal dengan benda mungil yang mirip alat tulis ini. Banyak dari kita yang membenci namun tidak sedikit pula yang menyukainya, bahkan dari segi fungsinya ada juga yang menganggapnya sebagai salah satu kebiasaan pokok yang hampir sulit untuk ditinggalkan. Yaa.. Tepat sekali, Rokok namanya, benda mini yang konon telah ada sejak sejarah nenek buyut kita mulai mengenal rempah-rempah.
Artikel ini, hadir dari rasa penasaran yang sudah lama ingin diutarakan namun sayangnya belum ada waktu yang tepat untuk memulainya, karena untuk dapat memastikan dan memberi ungkapan yang mengandung unsur kebenaran maka tentu diperlukan fakta atau bukti yang cermat dan tidak mengandung unsur keberpihakan apalagi jikalau ada kepentingan-kepentingan khusus didalamnya.
Bahaya Rokok yang selama ini ramai didengungkan oleh para ahli radiologi dan dokter-dokter anti rokok, memaksa kita untuk memilih informasi yang cenderung membingungkan dan mengundang tumpukan tanya yang sulit terjawab. Mengapa tidak, "Jika Rokok itu berbahaya lantas mengapa penjualannya dibebaskan/tidak dilarang?". Nah.. Dari sinilah admin mulai berfikir bahwa untuk menjawab sintesa dari dinamika yang terus bergulir ini, maka diperlukan ujicoba langsung agar hasilnya betul-betul lahir dari rentetan pengalaman bukan sekedar nyanyian akademisi yang hanya mengandalkan materi-materi anti tesa dari bangku perkuliahan dan seminar-seminar bebas rokok saja.
SAYA SANGAT BENCI ROKOK
Sejak menginjak bangku SMP hingga SMA, bisa dibilang saya sangat anti dengan rokok, jangankan mau merokok mencium baunya saja saya mikir-mikir dulu, ini bahaya tidak? ini berdampak fatal tidak?. Bahkan saya rela menahan nafas panjang ketika sedang berbicara dengan teman yang sedang merokok. Wajarlah, saat dibangku sekolah dulu cenderung selektif bahkan menjauhi hal-hal yang sifatnya tidak bermanfaat bagi diri kesehatan.
Selain khawatir dengan bahaya asap rokok, salah satu motifasi saya tidak merokok karena takut kena hukuman jika ketahuan guru pembina/ustd. Maklumlah, selama enam tahun saya mondok di Pondok Pesantren, yang tentu hukuman yang diberikan terhadap pelanggar merokok jauh lebih berat dan menyakitkan dibanding pelanggaran siswa-siswa sekolah luar yang kontrolnya tidak seketat para santri.
MAHASISWA DENGAN TUGAS SEGUDANG
Setelah tamat dari pondok pesantren, saya melanjutkan kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta di Kota Makassar dan mengambil study Fakultas Hukum, jurusan yang cukup menguras otak dan kesabaran. Berawal dari banyaknya tugas perkuliahan yang mulai membanjiri hingga bergaul dengan senior-senior kampus yang aktif merokok, akhirnya saya coba-coba mulai merokok... yaa... Coba..coba.. Siapa tahu ada perubahan setidaknya beban tugas kuliah tidak terlalu terasa membebani meskipun saya tahu ini bukan satu-satunya solusi yang tepat.
Namun,, berawal dari coba,,coba,, ternyata tanpa sadar saya mulai menyukai benda imut ini, perasaan lebih adem dan kontrol emosi jauh lebih stabil. Entah ini hanya sugesti atau kebetulan saja, meski pada hakikatnya tidak ada yang kebetulan dibumi ini (mendadak teoritis). Dan dari sinilah saya mulai menjadi perokok aktif yang rutin menghabiskan satu hingga dua bungkus perharinya.
TERJEBAK DALAM KEBENCIAN
Dulunya benci tapi sekarang berbalik menyukai, yaa... entah mengapa perselingkuhan ini semakin menebal dan tidaka butuh waktu lama untuk terjebak kedalamnya hingga melupakan kebencianku terhadap rokok yang dulunya tak kurindukan... heheheee (lebay.com)
Perubahan drastis ini mengikat dan mengakar keseluruh aktifitas hari-hariku, mulai saat fajar menyambut ramah, rokok dan segelas teh hangat menjadi sajian pembuka, siangnya nongkrok di sekret organda sambil merokok juga, malamnya diskusi dikomisariat sambil merokok lagi, sampai dalam mimpi pun kadang-kadang ada adegan merokoknya!!! Wow,, sungguh peristiwa yang mengharukan.
DUNIA KERJA YANG MEMBOSANKAN
Setelah lulus dari perguruan tinggi, kenyataan baru akhirnya dimulai, kebutuhan hidup yang serba beruntun memaksaku untuk bisa menjelmah menjadi makhluk multi fungsi nan kompetitif guna menunjang segala kebutuhan hari-hari yang semakin bertubi-tubi menghujam, terutama kebutuhan "Merokok"...
Hingga pada akhirnya saya harus kembali mereview ulang tatanan hidup yang semakin tidak menentu, salah-satunya "Menghentikan konsumsi Rokok" yang kian hari makin menunjukkan keganasannya.
Meskipun sulit rasanya namun usaha untuk berhenti merokok tetap menjadi poin utama, mulai dari percobaan gonta-ganti rokok (tidak mempan) beli rokok dengan kadar nikotin tinggi/keras (juga tidak ngaruh) mengganti rokok dengan permen (lebih tidak ngefek) mencoba mengalihkan perhatian ke hal-hal lain (justru menyiksa diri) menghindar dari teman yang perokok (jadinya tidak nyaman) ... Lama-lama bingung sendiri...
BERHENTI MEROKOK EMPAT HARI
Sudah banyak macam cara untuk berhenti merokok tapi sulitnya minta ampun, bukan persoalan niat yang tidak bulat akan tetapi kegelisahan dan ketidak nyamanan mengalahkan semangatku unutk berhenti merokok. Hingga suatu hari saya memilih untuk berhenti merokok selama satu minggu... yaaa... satu minggu!
Hari Pertama Berhenti Merokok. Dunia terasa gelap, aktifitas ngak karuan, ngomong juga ngak jelas dan lebih parahnya terkadang saya lupa dimana jalan pulang saat diluar rumah.. Asli Parah gan! Tapi namanya juga uji coba, kan dulu awal merokok juga coba-coba,, yaa.. kalau mau berhenti harus coba-coba juga dong! pikirku gokil...heheee
Hari Kedua Berhenti Merokok. Memasuki hari kedua, kejadian anehpun bermunculan, ngak ada apa-apa!, tiba-tiba rajin lihat jam dinding, memegang dan menyalakan korek api ngak jelas, buka-buka sosmed jadi bawaannya sinis dan emosional, mau nulis blog jadinya cuma copy paste blog orang lain, minum kopi dan teh serasa hambar dan parahnya lagi sehabis makan tidak ada gairah sama sekali.!!! Asli suasana yang menyesatkan...heheheee
Hari Ketiga Berhenti Merokok. Alhamdulillah saya jadi kuat makan, tapi setelah makan kembali linglung lagi, mau gigit jari gak enak, mau gigit bibir takut nanti keterusan, mau bikin apa aja pasti bawaannya olenk, bahkan lebih sadis lagi kadang-kadang sering senyum-senyum sendiri kalo nonton filem horor.. kan anehh...!!hehehee
Hari Keempat Berhenti Merokok. Kegelisahan mencapai titik didihnya. Dunia terasa berputar, ditambah cuaca dingin yang seakan-akan mengolok-olok tanpa henti, hidup terasa tak bersahabat, keadilan tuhan menjadi urusan nomor dua, Wahh... Nama Tuhan sudah kebawa-bawa gan! Super Asli,,, cobaan yang sangat menguras ruas-ruas perasaan.
Hari Kelima Berhenti Merokok.... Akhirnya... Wassalam,, saya sudah paham.. Ternyata rokok memang ciptaan tuhan yang tidak untuk dijauhi apalagi disanggahi. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali merokok.!
Untuk hari keenam dan ketujuh saya sudah pastikan gan,, bahwa ternyata didalam sebatang rokok ada anugerah dan nikmat yang sengaja dititipkan yang maha kuasa untuk kita, bukan untuk kita pungkiri melainkan untuki kita yakini, bukan untuk kita hakimi melainkan untuk kita syukuri, karena tuhan tidak mungkin menciptakan segala sesuatu dibumi ini tanpa manfaat dan tujuan. Itulah bentuk kecintaan tuhan terhadap hambanya.
Terima kasih tuhan atas nikmat yang kau berikan selama ini, maaf karena selama ini saya berusaha untuk mengingkarinya.
Salam Admin.
Andi AM 11/29/16
(Artikel nasih butuh penataan ulang)
Artikel ini, hadir dari rasa penasaran yang sudah lama ingin diutarakan namun sayangnya belum ada waktu yang tepat untuk memulainya, karena untuk dapat memastikan dan memberi ungkapan yang mengandung unsur kebenaran maka tentu diperlukan fakta atau bukti yang cermat dan tidak mengandung unsur keberpihakan apalagi jikalau ada kepentingan-kepentingan khusus didalamnya.
Bahaya Rokok yang selama ini ramai didengungkan oleh para ahli radiologi dan dokter-dokter anti rokok, memaksa kita untuk memilih informasi yang cenderung membingungkan dan mengundang tumpukan tanya yang sulit terjawab. Mengapa tidak, "Jika Rokok itu berbahaya lantas mengapa penjualannya dibebaskan/tidak dilarang?". Nah.. Dari sinilah admin mulai berfikir bahwa untuk menjawab sintesa dari dinamika yang terus bergulir ini, maka diperlukan ujicoba langsung agar hasilnya betul-betul lahir dari rentetan pengalaman bukan sekedar nyanyian akademisi yang hanya mengandalkan materi-materi anti tesa dari bangku perkuliahan dan seminar-seminar bebas rokok saja.
SAYA SANGAT BENCI ROKOK
Sejak menginjak bangku SMP hingga SMA, bisa dibilang saya sangat anti dengan rokok, jangankan mau merokok mencium baunya saja saya mikir-mikir dulu, ini bahaya tidak? ini berdampak fatal tidak?. Bahkan saya rela menahan nafas panjang ketika sedang berbicara dengan teman yang sedang merokok. Wajarlah, saat dibangku sekolah dulu cenderung selektif bahkan menjauhi hal-hal yang sifatnya tidak bermanfaat bagi diri kesehatan.
Selain khawatir dengan bahaya asap rokok, salah satu motifasi saya tidak merokok karena takut kena hukuman jika ketahuan guru pembina/ustd. Maklumlah, selama enam tahun saya mondok di Pondok Pesantren, yang tentu hukuman yang diberikan terhadap pelanggar merokok jauh lebih berat dan menyakitkan dibanding pelanggaran siswa-siswa sekolah luar yang kontrolnya tidak seketat para santri.
MAHASISWA DENGAN TUGAS SEGUDANG
Setelah tamat dari pondok pesantren, saya melanjutkan kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta di Kota Makassar dan mengambil study Fakultas Hukum, jurusan yang cukup menguras otak dan kesabaran. Berawal dari banyaknya tugas perkuliahan yang mulai membanjiri hingga bergaul dengan senior-senior kampus yang aktif merokok, akhirnya saya coba-coba mulai merokok... yaa... Coba..coba.. Siapa tahu ada perubahan setidaknya beban tugas kuliah tidak terlalu terasa membebani meskipun saya tahu ini bukan satu-satunya solusi yang tepat.
Namun,, berawal dari coba,,coba,, ternyata tanpa sadar saya mulai menyukai benda imut ini, perasaan lebih adem dan kontrol emosi jauh lebih stabil. Entah ini hanya sugesti atau kebetulan saja, meski pada hakikatnya tidak ada yang kebetulan dibumi ini (mendadak teoritis). Dan dari sinilah saya mulai menjadi perokok aktif yang rutin menghabiskan satu hingga dua bungkus perharinya.
TERJEBAK DALAM KEBENCIAN
Dulunya benci tapi sekarang berbalik menyukai, yaa... entah mengapa perselingkuhan ini semakin menebal dan tidaka butuh waktu lama untuk terjebak kedalamnya hingga melupakan kebencianku terhadap rokok yang dulunya tak kurindukan... heheheee (lebay.com)
Perubahan drastis ini mengikat dan mengakar keseluruh aktifitas hari-hariku, mulai saat fajar menyambut ramah, rokok dan segelas teh hangat menjadi sajian pembuka, siangnya nongkrok di sekret organda sambil merokok juga, malamnya diskusi dikomisariat sambil merokok lagi, sampai dalam mimpi pun kadang-kadang ada adegan merokoknya!!! Wow,, sungguh peristiwa yang mengharukan.
DUNIA KERJA YANG MEMBOSANKAN
Setelah lulus dari perguruan tinggi, kenyataan baru akhirnya dimulai, kebutuhan hidup yang serba beruntun memaksaku untuk bisa menjelmah menjadi makhluk multi fungsi nan kompetitif guna menunjang segala kebutuhan hari-hari yang semakin bertubi-tubi menghujam, terutama kebutuhan "Merokok"...
Hingga pada akhirnya saya harus kembali mereview ulang tatanan hidup yang semakin tidak menentu, salah-satunya "Menghentikan konsumsi Rokok" yang kian hari makin menunjukkan keganasannya.
Meskipun sulit rasanya namun usaha untuk berhenti merokok tetap menjadi poin utama, mulai dari percobaan gonta-ganti rokok (tidak mempan) beli rokok dengan kadar nikotin tinggi/keras (juga tidak ngaruh) mengganti rokok dengan permen (lebih tidak ngefek) mencoba mengalihkan perhatian ke hal-hal lain (justru menyiksa diri) menghindar dari teman yang perokok (jadinya tidak nyaman) ... Lama-lama bingung sendiri...
BERHENTI MEROKOK EMPAT HARI
Sudah banyak macam cara untuk berhenti merokok tapi sulitnya minta ampun, bukan persoalan niat yang tidak bulat akan tetapi kegelisahan dan ketidak nyamanan mengalahkan semangatku unutk berhenti merokok. Hingga suatu hari saya memilih untuk berhenti merokok selama satu minggu... yaaa... satu minggu!
Hari Pertama Berhenti Merokok. Dunia terasa gelap, aktifitas ngak karuan, ngomong juga ngak jelas dan lebih parahnya terkadang saya lupa dimana jalan pulang saat diluar rumah.. Asli Parah gan! Tapi namanya juga uji coba, kan dulu awal merokok juga coba-coba,, yaa.. kalau mau berhenti harus coba-coba juga dong! pikirku gokil...heheee
Hari Kedua Berhenti Merokok. Memasuki hari kedua, kejadian anehpun bermunculan, ngak ada apa-apa!, tiba-tiba rajin lihat jam dinding, memegang dan menyalakan korek api ngak jelas, buka-buka sosmed jadi bawaannya sinis dan emosional, mau nulis blog jadinya cuma copy paste blog orang lain, minum kopi dan teh serasa hambar dan parahnya lagi sehabis makan tidak ada gairah sama sekali.!!! Asli suasana yang menyesatkan...heheheee
Hari Ketiga Berhenti Merokok. Alhamdulillah saya jadi kuat makan, tapi setelah makan kembali linglung lagi, mau gigit jari gak enak, mau gigit bibir takut nanti keterusan, mau bikin apa aja pasti bawaannya olenk, bahkan lebih sadis lagi kadang-kadang sering senyum-senyum sendiri kalo nonton filem horor.. kan anehh...!!hehehee
Hari Keempat Berhenti Merokok. Kegelisahan mencapai titik didihnya. Dunia terasa berputar, ditambah cuaca dingin yang seakan-akan mengolok-olok tanpa henti, hidup terasa tak bersahabat, keadilan tuhan menjadi urusan nomor dua, Wahh... Nama Tuhan sudah kebawa-bawa gan! Super Asli,,, cobaan yang sangat menguras ruas-ruas perasaan.
Hari Kelima Berhenti Merokok.... Akhirnya... Wassalam,, saya sudah paham.. Ternyata rokok memang ciptaan tuhan yang tidak untuk dijauhi apalagi disanggahi. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali merokok.!
Untuk hari keenam dan ketujuh saya sudah pastikan gan,, bahwa ternyata didalam sebatang rokok ada anugerah dan nikmat yang sengaja dititipkan yang maha kuasa untuk kita, bukan untuk kita pungkiri melainkan untuki kita yakini, bukan untuk kita hakimi melainkan untuk kita syukuri, karena tuhan tidak mungkin menciptakan segala sesuatu dibumi ini tanpa manfaat dan tujuan. Itulah bentuk kecintaan tuhan terhadap hambanya.
Terima kasih tuhan atas nikmat yang kau berikan selama ini, maaf karena selama ini saya berusaha untuk mengingkarinya.
Salam Admin.
Andi AM 11/29/16
(Artikel nasih butuh penataan ulang)
BAGIKAN KE TEMAN ANDA